Kamis, 14 April 2011

Hati yang Menyesal

Hati yang Menyesal
By : Olif
27 Maret 2011 16:42

Kau tidak akan pernah berhenti menyakiti sebelum kamu merasakan apa itu yang namanya sakit dan kehilangan.
Dan jangan pernah kau mengatakan kau akan bahagia selagi kau menyakiti orang lain.
Ingat lah satu hal bahwa, kebahagian adalah ketika kita melihat sekitar kita bahagia.
Aku sudah berpacaran selama 5 tahun, dia adalah cinta pertamaku sebut saja namanya Yayan. Dia teman ku saat aku ikut bimbingan. Dia begitu pendiam, maniz, lucu, dan olahragawan. Setelah lulus bimbingan aku diterima di salah satu SMA favorit di lamongan. Sedangkan dia sekolah di swasta. Sejak saat itu aku tidak pernah bertemu dia lagi. Karena aku tidak tau apa – apa sama sekali tentang dia. Namun pertengahan semester dia masuk sebagai siswa baru di SMA ku. Karena kita satu kelas dengan ku akhirnya kita menjadi dekat dan berpacaran. Memang dalam hubungan ku tak pernah ada kata restu dari orang tuaku terutama ibu ku. Dan aku tau bahwa pilihan orang tua selalu benar. Awalnya aku acuh tak acuh terhadap kata – kata orang tua ku. Dan terus saja menjalin hubungan. Banyak sekali yang aku alami bersama dia. Dia adalah orang yang paling sabar dan paling pengertian. Disisi lain ada satu hal yang buat aku sedikit ragu bersamanya. Bukan karena dia tidak setia melainkan karena harta. Sempat aku berfikir bahwa masalah ini akan bisa teratasi. Karena jika kita punya niat InsyaAllah akan ada jalan. Tapi selama itu juga aku tak pernah mendapatkan jawaban. Hingga akhirnya aku memilih untuk bekerja di luar kota. Saat aku bekerja aku bertemu dengan seseorang yang dulu pernah aku kenal. Dia adalah teman SMA ku dulu namanya Adhi. Saat pertama masuk sekolah aku adalah orang dia suka. Dia meminta temanya untuk diperkenalkan dengan aku. Setelah kenal sekali dua kali kita jalan bersama sebelum Yayan menjadi teman sekelas ku dan menjadi pacar aku. Karena dia tak kunjung mengungkapkan perasaanya kepada ku akhirya aku dekat dengan Yayan dan hubungan kedekatan aku dengan dia tak seperti saat sebelum aku berpacaran dengan Yayan. Aku sudah melupakan saat – saat bersamanya hingga akhirnya dia datang lagi dan mengenang masa lalu kami berdua. Dia sering sekali mengajak aku untuk pergi jalan – jalan bersamnya walaupun sesungguhnya ia sudah mengetahui bahwa aku masih bersama Yayan. Dia seolah - olah tidak berhenti mengungkapkan prasaanya yang dulu tak pernah dia ungkapkan. Dia membuat ku terharu akan pengorbanannya hingga akhirnya aku kembali menyukainya. Perasaan yang hilang itu kembali lagi. Aku tidak menyangka bahwa aku akan berada di suatu masalah yang sangat berat. Aku menyukai dua orang tersebut di saat waktu yang bersamaan dan aku harus mampu memilih satu diantara mereka. Aku binggung harus memilih siapa? Karena Adhi begitu baik dan romantis. Akhirnya aku memilih mengorbankan hubungan ku yang sudah ku jalin selama 5 tahun. Kebahagiaanku adalah kebahagiaan diatas penderitaan orang lain. Aku meninggalkan seseorang yang begitu tulus mencintai aku apa adanya dan memilih untuk menjalin hubungan dengan Adhi. Awalnya aku takut dan ragu dia tidak benar – benar mencintai aku seperti Yayan mencintaiku. Dan aku takut dia akan meninggalkan aku seperi aku meninggalkan Yayan. Awal hubungan aku merasa begitu bahagia. Dia begitu menyenangkan dan bahkan dia mampu membuat teman – teman ku menjadi teman baiknya dia. Kita sering sekali pergi berlibur bersama teman – teman ku. Kemana pun aku dan teman – teman ku pergi aku selalu mengajak dia. Dan dia membuat aku lupa akan keraguan ku kepadanya. Tapi kebahagianku ternyata hanya sementara. Hanya karena aku tau dia mengirim pesan email kepada seorang wanita yang kata – katanya begitu tidak wajar untuk seseorang yang hanya teman, dan membuatku menjadi ragu kepadanya. Setiap hari aku selalu memikirkan keraguanku. Ternyata benar wanita yang aku curigai, sekarang menjadi masalah dalam hubungan ku. Aku tidak tau seberapa seringnya mereka berhubungan dibelakangku. Aku tak pernah bertanya apa dia masih berhubungan dengannya. Karena ketidaktahuan ku akhirnya ketika aku ada masalah dia menghindar dan pergi menemui wanita itu untuk memintanya menjadi pasangan hidupnya. Dia memanfaatkan kelemahan serta kesalahan untuk putus dengan aku. Sungguh aku tak mengira kalau dia begitu tega kepada ku. Sungguh sakit rasanya begitu aku mengingat saat itu. Dia beralasan karena perbedaan agamalah yang menyebabkan hubungan ku dengannya harus berakhir. Aku tidaklah percaya, tapi aku harus menerima keputusannya.
Sekarang aku sadar bahwa mungkin ini balasan Tuhan untuk aku karena aku telah menyakiti seseorang. Dan ini menjadi pelajaran berharga untuk aku, bahwa tidak akan ada kebahagiaan yang kita dapatkan melainkan keraguan seta kecemasan yang akan kita dapati disaat kita menyakiti orang lain.
Sekarang aku tidak akan mau lagi menyakiti orang lain dan aku akan berfikir panjang untuk menerima kembali jika ada yang mencintaiku. Aku akan bersikap tegas dan tidak akan memberi kesempatan jika aku tidak benar – benar mencintainya. Aku tidak akan egois dengan menyakiti orang lain hanya untuk nafsu semata.
“Kita di ciptakan untuk berpasang - pasangan, jangan pernah khawatir atau takut jika kita tidak mempunyai pasangan saat ini karena percayalah suatu saat nanti akan ada seseorang yang terbaik dari yang paling baik untuk kita.” Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar